Minggu, 13 September 2020

DRAKULA

Drakula.. apakah itu sebuah simbol atau kata yang mengkiaskan makna tertentu entahlah,'
Akan tetapi kata itu lebih di defeniikan dengan kata sipat. Bahkan kata ini di jadikan sebagai sebuah bentuk komunitas yang sumberkehidupanya dengan menghisap darah..
Nyamuk,pacat,lintah dan ada bebagai jenis hewan yang mengisap darah,namun tidak begitu menyeramkan rasanya mendengar nama2 hewan dibandingkan dengan kata drakula..
Drakula" ya ' kata ini begitu liar ,bahkan untuk mengucapkannya saja haruslah pada tempat tertentu. jelas kata ini penuh dengan kontrofersi..
Darkula.. kata ini seperti memiliki kasta dan tingkatan tertentu .. kata ini juga membangun imajinasi-imajinasi liar yang mengkaitkan dengan peristiwa atau kebiasan buruk  yang menimbulkan kerugian terhadap korbannya.
Drakula "dikarnakan begitu luasnya defenisi kata ini,di ibaratkan segerombolan hewan srigala yang lapar dan berkeliaran di malam malam yang gelap. Namu walau pun begitu kita tidak boleh begitu risau,karena lawan kata dari drakula adalah cahaya..
Cahaya disini bisa di artikan dengan berbagai keyakinan. Entah itu harapan,kebenaran,ilmu atau barangkali cahaya itu adalah kata kunci .
Kata Drakula ini bisa juga kita tarik kedalam kehidupan bermasarakat dan bernegara. Seumpama mereka yang mempunyai kasta atau jabatan dan jabatatan itu mempunya kuasa terhadap hak hidup orang banyak.
Apabila Drakula ini telah menjadi kata sipat terhadap manusia yang memegang peranan kebijakan hak hidup orang banyak, maka akan sangat menderitalah mereka yang menjadi sumber kehidupan drakula ini..
Oleh karena itu sangatlah dibutuhkan cahaya cahaya kebenaran untuk membendung dominasi dari drakula ini. Darimana kita mendapatkan cahaya kebenaran itu ,,tentu kita harus mengikuti seperti yang diperintahkan oleh Alquran dan sunah nabi SAW.
Kata drakula ini juga seperti virus yang sangat mudah tertularkan. Apabila seseorang telah tertular,maka dia akan sangat haus dan liar. Akan sangatlah mudah mendeteksi mereka yang tertular virus ini. Lihat saja saat mereka makan. Mirip sekali seperti anjing serigala yang mencabik mangsanya sambil mengeluarkan suara erangan kelaparannya.


Jumat, 15 Mei 2020

REALITA

Beda dampak sosial dan finansial antara anak negri yang berkerja swasta dan pegawai negri sipil.
Bila di amati dengan seksama pandemi covit19 tidaklah begitu terdampak bagi mereka yang ber profesi pegawai negri.
Kerena semua fasilitas dan tunjangan masih mereka peroleh.
Katakan lah itu dari mulai gaji,tunjangan operasional,tunjangan frofesi, sertifikasi dan THR untuk berlebaran pun masih mereka peroleh seperti biasa.
Sementara bagi anak negri yang bekerja atau berusaha di sektor swasta,pandemi ini sangatlah menekan bahkan terancam kelaparan dan gulung tikar.
Sebagai contoh mereka yang berusaha di sektor jasa perlengkapan pesta ,dan ada bebagai usaha yang saling terkait dengan pesta itu misalnya catring dll. Dengan sangat otomatis segala kegiatan usaha ini terhenti ,sedangkan berapa banyak tenaga kerja yang tergantung dengan usaha itu akan trrdampak keras.dan masih banyak lagi sektor sektor yang lumpuh akibat pandemi ini.
Anak negri sangatlah patuh dengan himbawan dan instruksi dari pemimpin mereka. Mereka hentikan semua kegiatan mereka. Tinggal lagi ada persoalan yang timbul didepan mata, yaitu bagai mana caranya agar roda ekonomi tetap berjalan dlm situasi ini.
Untuk itu anak negri berharap kepada para pemimpin untuk tanggap dan cakap dalam melihat dan membantu memecahkan permasalahan ini. Diharapkan pemimpin melihat dengan teliti sektor mana mana saja yang perlu segera di carikan solusi..
Untuk saat ini pemerintah memang telah memberikan bantuan berupa rupiah dan sembako. Untuk keadaan mendesak itu sudah menjadi solusi yang pertama.
Akan tetapi anak negri berharap solusi jangka pendek itu bisa di kembangkan ke arah solusi jangka panjang.
Mungkin barangbkali ada program pemerintah dlm membuat ketahanan pangan yang bersipat pertanian palawija dlm skala besar yang bisa menyerap banyak tenaga kerja itu juga sebuah solisi.
Disamping manfaat kedepannya lebih efektif.


Kamis, 14 Mei 2020

cermin

Mengapa kita sulit untuk bahagia?
Karena kita mengukur kenimatan itu dari nikmatnya orang lain..